Menurut saya masa pandemi adalah masa dimana anak-anak cuti dalam proses pembelajaran dan pendidikan, mengapa? Karna masa pandemi adalah semester pembakaran bagi guru dan orang tua.
Dari posisi seorang guru, kita diharuskan berfikir sekreatif mungkin dalam mengemas materi penmbelajaran, yang bisa diterima anak-anak didik, dimasa pandemi ini kita diharuskan mengajar secara daring yang artinya tidak ada tatap muka antara guru dan murid, jadi sudah pasti sangat menyulitkan dalam melaksanakan KBM dengan baik. Jadi disinilah proses belajarxa seorang guru, belajar benar-benar mendidik yang acuanxa adalah menyampaikan materi yang menghasilkan hasil bernilai kualitas tidak hanya kuantitas, karna apa?, Jika guru yg hanya mengajar mereka cukup memberi materi tanpa harapan adaxa implementasi dari kehidupan anak-anak didik, dan seringnya memberi materi yang mengejar tarjet semester.
Tetapi jika guru yang mbenar-benar ingin mendidik tidak hanca mengajar, maka acuan mereka adalah bagaimana materi pembelajaran meski sedikit bisa langsung d praktekkan dalam kehidupan sehari-hari mereka,
Jadi raport dari para dewan guru di semester pandemi adalah....mana yang mengajar dengan tujuan kuantitas, dan mana yang mengajar dengan acuan kualitas.
Selain peserta semester pandemi ini adalah para dewan guru tetapi juga diisi oleh peseerta dari kalangan orang tua. Mengapa mereka?
Sebelumnya saya akan mengatakan..saya menulis ini memposisikan sebagai seorang guru, ustadzah, dan orang tua.
jadi kenapa orang tua juga menjadi peserta semester pandemi?, Karena selama pandemi pembelajaran daring maka ketika anak-anak menerima tugas materi pembelajaran dari guru mereka akan mengerjakan di rumah dan pastinya dalam pemantauan kedua orang tua mereka atau juga wali mereka, siapapun itu, tau tentu paling bertanggung jawab adalah kedua orang tua mereka. Di semester pandemi ini orang tua akan diajarkan untuk lebih perhatian kepada anak-anak mereka khususxa dalam proses pendidikan mereka, mereka harus lebih banxak meluangkan waktu, tentu mengatur ulang waktu mereka mengurus rumah dan mengatur mencari nafkah, ditambah mengawasi anak-anak mereka.
Jadi akan terlihat mana orang tua yang benar- memikirkan anak-anak mereka, meluangkan waktu mereka,menemani dan mengarahkan di dalam duni pendidikan.
Jadi di masa pandemi yg dinilai bukan anak tapi orang tua...ketika nilai anak baik maka terlihat orangtua yang melingkar waktu untuk anak-anak mereka, dan ketika nilai seorang anak menjadi merah, meski ketika sekolah secara tetap muka dia pintar, berarti bisa jadi orangtuaxa tidak sempat meluangkan waktu mereka untuk anakxa.
Jadi benar kalau ada yang mengatakan. Masa pandemi yang mumet guru dan orangtua..anakxa santai...
Memang ini adalah semester pandemi dengan muridxa guru dan orangtua, serta kita para orangtua dan guru juga akan diajarkan dan diingatkan untuk menjadi seorang pendidik
Seperti kata2 Bu Ely risma" beliau lupa mendidik anak2 mereka menjadi seorang ibu dan ayah"
Trimakasih.